Cerita : Fanni kun
Pemeran utama : Ninomiya kazunari dan tokoh fiksi
Pemeran pembantu : member Arashi
Part : 1
KEEP IT REAL
Waktu menunjukkan pukul 8 malam, syuting di hentikan sementara untuk memberikan waktu istirahat artis dan kru film. Ninomiya Kazunari, pemain utama dalam syuting yang diadakan saat itu, dengan lelah berjalan menuju tempat istirahat sambil melepas kacamatanya. Syuting kali ini dua kali lebih melelahkan dari film-film yang pernah dia bintangi sebelumnya. Hal ini disebabkan karena tidak terbiasanya dia memakai kaca mata, sehingga membuat matanya menjadi lelah. Kemudian dia mulai duduk di bangku santai sambil memejamkan matanya. Tidak seperti artis-artis lain yang saat break syuting mereka harus di make up kembali agar wajahnya tetap bagus, Ninomiya tidak pernah memakai make up. Walaupun begitu wajahnya masih tetap indah untuk dipandang, makanya walaupun sudah berumur hampir 30 tahun wajahnya masih seperti masih berumur 17 tahun.
Setelah mengistirahatkan matanya selama 15 menit, Ninomiya meninggalkan tempat istirahat menuju ke meja makanan.
“Kanata-san, teh olong masih ada ga?” tanya Ninomiya pada kru yang bertugas menyiapkan makanan.
“Ah! Aku kehabisan teh olong. Maaf Nino, aku akan membeli nya dulu di supermarket!”.
“Biar aku saja yang beli sekalian cari udara segar, mana duitnya?” sambil menengadahkan tangan ke Kanata.
Kanata memberikan lembaran 1000 yen. Ninomiya mulai berjalan menuju supermarket terdekat. Tempat syuting berlangsung di daerah pergudangan dekat sungai, sehingga hawa udara nya sangat sejuk dan tempatnya sedikit gelap karena penerangan sangat kurang. Tiba-tiba raut wajah Ninomiya menjadi penuh tanda tanya, di dalam cahaya yang remang-remang dia melihat sosok berambut panjang yang berdiri di pinggir pagar pembatas sungai. Ninomiya diam terpaku sambil berpikir apakah ini hantu atau manusia. Kalau manusia, sedang apa dia berdiri di situ. Sedetik kemudian Ninomiya mulai berlari sekencang- kencang nya ke arah orang tersebut.
Dalam hati Ninomiya berteriak-teriak,
“AHHHHHHHH! Bego banget! Tuh orang pasti mau bunuh diri! Semoga aku tidak terlambat!”
Sesaat orang tersebut meloncat ke sungai, Ninomiya menarik bajunya dengan sekuat tenaga sehingga meraka berdua jatuh di jalan. Ninomiya yang kehabisan napas karena berlari tadi hanya bisa terengah-engah menatap orang yang ada di sampingnya.
Tiba-tiba orang tersebut mencengkram kerah kemeja Ninomiya dan berkata dengan dinginnya.
“Apa yang kau lakukan orang brengsek! Ikut campur masalah kehidupanku!” terus menatap dingin Ninomiya.
Ninomiya hanya bisa terpaku karena tenaganya masih belum stabil untuk berbicara. Sambil menatap orang yang mencengkram kerahnya dan berpikir, Ninomiya mulai berbicara,
“Oh! Kau masih bocah toh!?”, sambil melepaskan tangan orang tersebut dari kerahnya dan mulai berdiri.
“Apa urusanmu menghalangiku bunuh diri!?” tetap dengan suara dinginnya.
Ninomiya hanya memperhatikan orang tersebut. Ternyata dia seorang anak yang berumur sekitar 16 tahun dan dia laki-laki. Sambil menghela nafas Ninomiya mulai berbicara kembali,
“Hah~, memang bukan urusanku kau mau mati atau tidak. Tapi kau bunuh diri di tempat aku sedang syuting Platina Data. Kalau misalnya kau tadi bunuh diri, terus besok mayatmu di temukan. Itu akan menghambat proses syuting karena mungkin saja para kru film diminta sebagai saksi.”
Anak tersebut hanya diam mendengarkan penjelasan Ninomiya yang sedikit di luar dugaan. Dia mengira Ninomiya akan mengeluarkan kata-kata simpati munafik dari orang-orang dewasa.
Ninomiya mulai berbicara kembali,
“Yah~ tapi sebagai orang dewasa seharusnya aku memberikan alasan yang bisa diterima ya!? Ahm~...” sambil terus berpikir.
“Ya udah ikut aku dulu saja” menarik tangan anak tersebut dan kemudian berjalan ke tempat syuting.
Dengan terpaksa anak tersebut mengikuti kemauan Ninomiya.
...
bersambung